5 Kendala Yang Dihadapi Budidaya Lada Perdu di Pekarangan
5 Kendala Yang Dihadapi Budidaya Lada Perdu di Pekarangan- Membudidayakan lada apalagi lada perdu merupakan termasuk budidaya yang menjanjikan. Dengan harga yang bisa dibilang selangit bisa membuat pembudidayanya semakin menggairahkan.
Kini sangat banyak penjual bibit lada perdu yang menawarkan beragam kelebihan dari bibitnya masing-masing. Sehingga mempermudah bagi pemula untuk memulai usaha budidaya lada perdu yang menguntungkan.
Dibalik semua itu ternyata banyak sekali kendala yang bisa membuat teman-teman berfikir ulang untuk membudidayakan lada perdu ini.
1. Masalah Produksi
Dalam kampanye pemasaran bibitnya, banyak penjual bibit yang mengatakan lada perdu akan memproduksi sepanjang musim. Karena curus dan bakal buah selalu muncul bila perawatan dengan benar. Kenyataannya perawatan dengan baik dan benar sangat dipengaruhi juga dengan alam. Tidak banyak bakal buah yang rontok karena alam tidak bersahabat.
2. Serangan Penyakit
Dalam beberapa kasus banyak sekali tanaman lada yang mati akibat serangan hama. Seperti jamur upas, ulat daun, dan lendir batang. Bahkan tidak sampai 10 bulan tanaman lada seluas 1 hektar bisa habis mati karena serangan lendir batang. Ditandai dengan daun yang menguning dan batang berlendir dibagian pangkal dekat akar. Jika sudah seperti itu tanaman lada tidak akan mampu bertaham sampai 2 hari.
Hama diatas menyerang tanaman lada dengan penopang atau tajar. Dan asupan sinar matahari dapat merata. Apalagi kalo lada perdu yang proses penanamannya tidak seperti lada biasa. Bukan tidak mungkin serangan hama 2 kali lipat lebih ganas dari lada biasa atau dengan tajar.
3. Jumlah Sekali Panen 200gr/Pohon
Disini perlu diketahui oleh para pemula. Dalam perhitungan yang diberikan dengan asumsi 200gr/pohon merupakan lada basah. Dan harga lada basah tidak sampai 15rb per kilogram. Mengingat lada perdu tidak memiliki bobot sebaik lada tajar. Sehingga perlu diestimasi ulang untuk para pembudidaya pemula.
4. Proses Perawatan
Dalam proses ini perlu perlakuan khusus. Karena tanaman lada bukan seperti tanaman pisang yang bisa langsung berbuah ketika sudah waktunya berbuah. Banyak faktor yang mempengaruhi. Setahu saya, tanaman lada tidak bisa panen melimpah 3× berturut-turut dalam 3 musim. Artinya selalu ada musim dimana lada tidak berbuah. Di musim tersebut tanaman lada menyuburkan tubuhnya sendiri sehingga tanaman lada tidak mati.
Bagaimanakah dengan lada perdu ?
Apakah mungkin tiap bulan selalu memproduksi dengan hasil yang maksimal. Bisa sih tapi perlu perlakuan khusus dan persentasenya kisaram 45% saja. Menurut narasumber yang sudah puluhan tahun bertani lada. Lada otomatis akan berkurang produksinya ketika sudah mencapai batas maksimal. Karena bila tidak ada penurunan maka tanaman lada akan mati.
5. Harga Lada
Harga lada tidak menentu. Dimana harga bisa tinggi dan bisa turun bebas dalam selang waktu sehari saja. Seperti harga saham. Hampir sama. Apalagi ketika panen raya telah tiba.
Kasus lada perdu sendiri. Apakah mungkin harga lada perdu setara dengan lada biasa (lada dengan tajar). Tentu tidak, karena kualitas berbeda. Apabila ada yang promosi kualitas lebih baik dari lada biasa itu tidak mungkin. Kecuali menggunakan teknik modern.
Hal ini didasari oleh kualitas lada biasa yang berbeda antara ketinggian 1,5 meter kebawah dengan kualitas lada ketinggian diatas 1,5 meter. Dari segi kualitas, bobot, dan harga berbeda. Bagaimana dengan lada perdu ?
saya rasa 5 alasan diatas sudah cukup untuk bahan pertimbangan membudidayakan lada perdu. Semua usaha tentu menguntungkan. Namun alangkah lebih baik sebelum memulai usaha tersebut dilakukan estimasi terlebih dahulu. Namun jangan terpaku dengan analisa dan estimasi tersebut. Justru itu akan membuat kita tambah bingung.
Baca Juga : Cara Maksimalkan Panen Lada Perdu
Itulah beberapa kendala dalam proses budidaya lada perdu.
Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.
Kini sangat banyak penjual bibit lada perdu yang menawarkan beragam kelebihan dari bibitnya masing-masing. Sehingga mempermudah bagi pemula untuk memulai usaha budidaya lada perdu yang menguntungkan.
Dibalik semua itu ternyata banyak sekali kendala yang bisa membuat teman-teman berfikir ulang untuk membudidayakan lada perdu ini.
1. Masalah Produksi
Dalam kampanye pemasaran bibitnya, banyak penjual bibit yang mengatakan lada perdu akan memproduksi sepanjang musim. Karena curus dan bakal buah selalu muncul bila perawatan dengan benar. Kenyataannya perawatan dengan baik dan benar sangat dipengaruhi juga dengan alam. Tidak banyak bakal buah yang rontok karena alam tidak bersahabat.
2. Serangan Penyakit
Dalam beberapa kasus banyak sekali tanaman lada yang mati akibat serangan hama. Seperti jamur upas, ulat daun, dan lendir batang. Bahkan tidak sampai 10 bulan tanaman lada seluas 1 hektar bisa habis mati karena serangan lendir batang. Ditandai dengan daun yang menguning dan batang berlendir dibagian pangkal dekat akar. Jika sudah seperti itu tanaman lada tidak akan mampu bertaham sampai 2 hari.
Hama diatas menyerang tanaman lada dengan penopang atau tajar. Dan asupan sinar matahari dapat merata. Apalagi kalo lada perdu yang proses penanamannya tidak seperti lada biasa. Bukan tidak mungkin serangan hama 2 kali lipat lebih ganas dari lada biasa atau dengan tajar.
3. Jumlah Sekali Panen 200gr/Pohon
Disini perlu diketahui oleh para pemula. Dalam perhitungan yang diberikan dengan asumsi 200gr/pohon merupakan lada basah. Dan harga lada basah tidak sampai 15rb per kilogram. Mengingat lada perdu tidak memiliki bobot sebaik lada tajar. Sehingga perlu diestimasi ulang untuk para pembudidaya pemula.
4. Proses Perawatan
Dalam proses ini perlu perlakuan khusus. Karena tanaman lada bukan seperti tanaman pisang yang bisa langsung berbuah ketika sudah waktunya berbuah. Banyak faktor yang mempengaruhi. Setahu saya, tanaman lada tidak bisa panen melimpah 3× berturut-turut dalam 3 musim. Artinya selalu ada musim dimana lada tidak berbuah. Di musim tersebut tanaman lada menyuburkan tubuhnya sendiri sehingga tanaman lada tidak mati.
Bagaimanakah dengan lada perdu ?
Apakah mungkin tiap bulan selalu memproduksi dengan hasil yang maksimal. Bisa sih tapi perlu perlakuan khusus dan persentasenya kisaram 45% saja. Menurut narasumber yang sudah puluhan tahun bertani lada. Lada otomatis akan berkurang produksinya ketika sudah mencapai batas maksimal. Karena bila tidak ada penurunan maka tanaman lada akan mati.
5. Harga Lada
Harga lada tidak menentu. Dimana harga bisa tinggi dan bisa turun bebas dalam selang waktu sehari saja. Seperti harga saham. Hampir sama. Apalagi ketika panen raya telah tiba.
Kasus lada perdu sendiri. Apakah mungkin harga lada perdu setara dengan lada biasa (lada dengan tajar). Tentu tidak, karena kualitas berbeda. Apabila ada yang promosi kualitas lebih baik dari lada biasa itu tidak mungkin. Kecuali menggunakan teknik modern.
Hal ini didasari oleh kualitas lada biasa yang berbeda antara ketinggian 1,5 meter kebawah dengan kualitas lada ketinggian diatas 1,5 meter. Dari segi kualitas, bobot, dan harga berbeda. Bagaimana dengan lada perdu ?
saya rasa 5 alasan diatas sudah cukup untuk bahan pertimbangan membudidayakan lada perdu. Semua usaha tentu menguntungkan. Namun alangkah lebih baik sebelum memulai usaha tersebut dilakukan estimasi terlebih dahulu. Namun jangan terpaku dengan analisa dan estimasi tersebut. Justru itu akan membuat kita tambah bingung.
Baca Juga : Cara Maksimalkan Panen Lada Perdu
Itulah beberapa kendala dalam proses budidaya lada perdu.
Terima kasih telah membaca. Semoga bermanfaat.