Penyakit Ikan Gurame Yang Sering Menyerang Dan Cara Mudah Mengobatinya



Dalam budidaya ikan gurame tidak terlepas dari hama dan penyakit yang menyerang ikan gurame tersebut. Sehingga para pembudidaya diharapkan dapat lebih tanggap untuk mengatasi hal tersebut.

Beberapa penyakit yang sering menyerang ikan gurami atau hama ikan gurami akan menyebabkan hasil budidaya ikan gurame yang tidak maksimal. Sehingga pembudidaya harus dilakukan pengobatan agar ikan gurame dapat tumbuh dengan maksimal.

Secara umum hama dan penyakit ikan gurame yang sering menyerang dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Penyakit Karena Parasit

Hama dan penyakit yang sering menyerang pada budidaya ikan gurame salah satunya disebabkan karena parasit. Gangguan penyakit karena parasit disebabkan oleh bakteri, jamur, virus dan berbagai mikroorganisme penyebab penyakit lain. Penyakit ikan gurame yang disebabkan oleh parasit biasanya menyerang pada kulit, insang dan organ dalam pada kulit. Selain itu, parasit juga menyerang bagian-bagian tertentu seperti dada, perut, dan pangkal sirip. Ciri-cirinya berwarna merah, penampilan ikan menjadi pucat dan tubuh berlendir.

Sementara itu penyakit yang menyerang insang memiliki ciri-ciri tutup insang mengembang. Lembaran insang menjadi pucat yang nampak semburat merah dan kelabu

Sedangkan pada organ dalam, penyakit menyerang alat pencernaan pernapasan, hati dan organ dalam lainnya. Terkadang perut ikan tampak membengkak dan ikan menjadi lemah dan mudah ditangkap.

2. Penyakit Non Parasit

Hama dan penyakit gurame yang sering mengganggu pada budidaya ikan gurame lainnya yaitu penyakit yang disebabkan oleh non parasit. Penyakit non parasit bisa berupa pencemaran air, seperti adanya gas beracun berupa asam belerang atau amoniak, kerusakan akibat penangkapan atau kelainan tubuh karena keturunan.

Ikan yang sakit karena penyakit non parasit biasanya kurus dan lambat gerakannya. Jika penyebab penyakit karena gas beracun, biasanya ikan akan lebih sering berenang pada permukaan air untuk mencari udara segar. Perilaku ikan ini sangat mencolok pada gurami dan Tawes yang sedang terjangkit penyakit non parasit.

Sedangkan penyakit gurame atau hama gurame yang sering menyerang pada budidaya ikan gurame sebagai berikut :

1. Bintik putih

Hama ikan gurame yang satu ini disebabkan oleh parasit protozoa yang memiliki bulu getar. Parasit ini lebih dikenal dengan naman Ichthyophthirius multifillis. Parasit ini biasanya berada di bawah lapisan epidermis kulit.

Jika ikan gurame sudah terjangkit penyakit ini, maka ikan gurame sering terlihat seperti menggosok-gosokkan tubuhnya di pinggiran kolam.

Cara mengobatinya :
Pengendalian ikan gurami yang hama bintik putih dapat diobati dengan cara menaikkan suhu air sampai 20 derajat Celcius. Namun terlebih dahulu ikan dipisahkan dari ikan yang lainnya. Atau bisa juga dengan direndam pada larutan air formalin sebanyak 5ml/m³ air.


2. Myxosporeasis

Penyakit lain yang sering menyerang ikan gurame yaitu myxosporeasis. Penyakit ini juga disebabkan oleh parasit yang sering menyebabkan penyakit myxosporeasis yaitu Henneguya sp. dan Thellohanelus sp.

Penyakit ini adalah salah satu jenis penyakit yang menyerang bagian insang, sehingga sampai saat ini belum ada pengobatan yang ampuh untuk mengobati penyakit jenis ini. Cara yang biasanya dipakai adalah dengan cara mengeringkan kolam terlebih dahulu sebelum kembali digunakan untuk pembesaran ikan gurame.

3. Cacing Kulit

Salah satu penyakit lain yang juga sering menyerang ikan gurame ketika dibudidayakan yaitu penyakit cacing kulit. Penyakit ini juga merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh parasit yang bernama Dactylogyriasis.

Cara pengobatannya :
Untuk mengobati penyakit cacing kulit pada ikan gurame dapat anda lakukan dengan caramerendamnya dengan air larutan garam dapur sebanyak 300 g/m3 air selama 24 jam. Selain itu, benih juga dapat direndam di dalam larutan formalin 40 ml/m3 air selam 24 jam.

4. Kutu Ikan

Penyakit lain pada ikan gurame yang juga disebabkan oleh parasit yaitu penyakit kutu ikan. Penyakit ini disebabkan oleh kualitas air yang buruk pada kolam, sehingga Argulus sp akan mudah menyerang ikan gurame.

Penyakit ini biasanya menyerang dengan cara menggigit di bagian tubuh ikan gurame. Dengan ciri-ciri luka dan Pendarahan yang terjadi di beberapa bagian tubuh ikan gurame.

Cara pengobatannya :
Cara mengobati penyakit kutu ikan pada ikan gurame yaitu dengan merendam ikan di dalam larutan garam dapur 1,25% selama 15 menit.

5. Bercak Merah

Penyakit bercak merah ini ditandai dengan kulit ikan gurame yang terasa kasar dan kusam karena kekurangan cairan lendir. Salah satu ciri-cirinya yaitu ikan gurame sering muncul ke permukaan air kolam.
karena jika ikan terjangkit penyakit bercak merah, ikan akan mengalami kekurangan oksigen.
Penyakit bercak merah juga disebabkan oleh parasit yaitu Aeromonas punctata dan Aeromonas hydrophylla.

Cara pengobatannya :
Untuk mengobati penyakit bercak merah pada ikan gurame dapat anda lakukan dengan cara merendam ikan gurame tiga kali berturut-turut selama 24 jam. Dengan larutan Oxytetracyclin sebanyak 205 ppm. Selain itu larutkan obat merah dengan 10ml air, lalu oleskan pada luka di bagian tubuh ikan.

6. Columnaris

Salah satu penyakit yang menyerang ikan gurame lainnya yaitu penyakit columnaris. Jenis penyakit ini juga disebabkan oleh parasit yang menempel pada tubuh ikan gurame.
Parasit yang menimbulkan penyakit columnaris yaitu jenis parasit Flexybacter columnaris. Jenis parasit ini menyerang pada bagian sirip dan insang. Jika ikan gurame terjangkit penyakit columnaris biasanya ikan akan lemah karena berkurangnya nafsu makan.

Cara mengobatinya :
Untuk mengobati penyakit ini anda bisa mengobatinya dengan cara merendam ikan dengan larutan Baytril sebanyak 8-10 ppm selama 24 jam. Selain itu untuk pencegahan Anda bisa mengurangi kandungan bahan organik yang ada di dasar kolam.

Itulah beberapa hama atau penyakit ikan gurame yang sering menyerang pada pembudidayaan ikan gurame. Hal yang harus anda lakukan ketika ikan gurame terjangkit penyakit di atas adalah segera untuk mengobatinya.
Karena penyakit tersebut rentan menular terhadap ikan lain jika tidak segera ditangani.