Meningkatkan Produksi Hasil Panen Tomat Secara Maksimal Dengan Teknik Fertigasi



Komoditas sayuran yang berbentuk buah ini dapat memberikan keuntungan yang besar. Apalagi bila budidaya tomat secara benar dan berproduksi maksimal. Maka keuntungan akan lebih banyak lagi.

Dalam varietas tomat beff, produksi maksimal tanaman tomat bisa mencapai 5kg per pohon. Namun dengan teknik budidaya yang tepat dan modern. Yang saat ini sedang trend teknik budidaya tomat hidroponik.


Cara yang sangat populer adalah dengan teknik hidroponik sistem fertigasi. Yang banyak diterapkan di negara Belanda. Dan sudah terbukti mampu membuat produksi tomat meningkat sampai 5× lipat.
Teknik fertigasi sendiri adalah salah satu teknik hidroponik yang pemberian nutrisinya menggunakan sistem tetes atau irigasi. Sehingga nutrisi tanaman langsung disalurkan ke akar. Cara ini cukup efektif karena tanaman dapat dengan mudah untuk mengambil nutrisi.

Tanaman yang cocok untuk sistem ini tentunya tomat, cabai, terung, dan sayuran lain yang berbatang keras.

Kelebihan Sistem Fertigasi

• Pemberian nutrisi sesuai dengan ukuran kedewasaan tanaman.

• Menjamin kebersihan dan menghindari dari penyakit.

• Mengatasi masalah tanah.

• Meningkatkan hasil pendapatan.

• Kualitas hasil pertanian yang lebih baik.

• Penggunaan nutrisi/pupuk yang tepat

• Hasil yang lebih banyak.


Kelemahan Sistem Fertigasi

• Modal awal yang relatif tinggi.

• Pengetahuan yang mendalam perihal tanaman.

• Pengurusan ladang yang berkelanjutan.

• Kerusakan sistem pengairan berpengaruh terhadap hasil pertanian.


Pada teori mengatakan bahwa tomat mampu berproduksi atau produksi maksimal tanaman tomat adalah sekitar 5 kg per pohon. Namun setelah saya ujicoba dengan teknik sederhana. Ternyata tomat hanya mampu berproduksi maksimal sampai 3,8 kg.
Langkah untuk budidaya tomat dengan teknik fertigasi sederhana adalah :

1. Persiapan bibit dan penyemaian
Siapkan bibit tomat yang sudah disemai selama 2 minggu. Atau daun berjumlah sekitar 4 buah. Bibit sendiri bisa dibeli ditoko pertanian terdekat.

Cara penyemaiannya pun cukup mudah. Siapkan plastik asoy yang sudah dipotong setengah bagian. Isi dengan media dari tanah gembur dicampur arang agar pertumbuhan maksimal. Masukkan bibit ke dalam media. Lalu susun kedalam trai penyemaian.

Penyiraman cukup 2 hari sekali pada sore hari. Agar tanah tidak terlalu lembab. Sehingga bibit tidak membusuk.

2. Persiapan Media Tanam
Media tanam dalam teknik irigasi adalah cocopeat dan sekam bakar. Dimana cocopeat berfungsi untuk menahan air. Sedangkan sekam bakar berfungsi agar media tetap gembur.
Campurkan media tanam cocopeat dan sekam bakar dalam perbandingan 2 : 1
Campur sampai merata lalu siapkan polibek sebagai wadah media tanam.

Dalam mengisi polibek dengan media tanam, jangan diisi secara penuh. Karena tanpa penuh dengan media tanam pun, tanaman tomat akan terpenuhi nutrisinya dari suplai nutrisi hidroponik.
Susun polibek sesuai selera. Namun usahakan mendapatkan sinar matahari secara merata. Sehingga pertumbuhan pun juga merata.

Hubungkan selang fertigasi dan tangki penampungan kedalam polibek-polibek tersebut. Sesuai dengan rangkaian yang telah direncanakan. Jangan ambil pusing sistem ini. Secara sederhana, teknik fertigasi adalah teknik yang sama dengan sistem infus. Namun sistem fertigasi penyuplaian langsung ke akar. Sehingga lebih efektif.

3. Pemindahan Bibit
Pemindahan bibit dari tempat semai kedalam media tanam fertigasi cukup mudah. Cukup dibuka plastik asoy yang digunakan untuk media semai. Lalu masukkan tanaman beserta tanah di media semai tersebut. Jangan dicabut, karena bisa menyebabkan luka pada akar tanaman.

Waktu pemindahan yang tepat adalah sore hari. Sehingga proses penguapan berlebih pada tanaman bisa dihindari.


4. Pemberian Nutrisi
Nutrisi yang dipakai dalam hidroponik adalah nutrisi MIX AB yang bisa didapatkan ditoko pertanian terdekat.

Dalam aplikasiannya, gunakan wadah dari tong dan sejenisnya yang memiliki ukuran agak besar. Namun disesuaikan dengan banyaknya tanaman yang membutuhkan nutrisi.
Campurkan air dan nutrisi hidroponik kedalam tong. Tutup rapat jangan sampai terkena air hujan. Atau bisa di buatkan naungan agar air hujan tidak dapat masuk ke tong. Agar sifat asam pada air hujan tidak tercampur dengan air nutrisi hidroponik

Untuk dosis yang diberikan sebagai berikut. Cara mengukurnya bisa menggunakan ph meter.

a) Umur 0 – 7 hst : 500 ppm
b) Umur 7 – 14 hst : 750 ppm
c) Umur 14 – 30 hst : 1000 ppm
d) Umur 30 – 45 hst : 1500 ppm
e) Umur 45 – 75 hst : 2500 ppm
f) Umur 75 – 90 hst : 3500 ppm

5. Perawatan
Perawatan yang intensif adalah dengan cara mengukur batang buah tiap minggu. Namun bila fertigasi ini diterapkan untuk semi hidroponik maka perawatan seperlunya saja. Seperti membuang tunas yang muncuk di ketiak daun. Namun perlu dilihat terlebih dahulu jenis tomat apa yang ditanam.

6. Panen
Tomat bisa dipanen sejak umur 100 hst. Ditandai dengan buah yang mulai menguning. bila melihat umur kurang efektif, karena produksi tomat berbeda-beda.
Namun bila menggunakan teknik hidroponik tanaman tomat kemungkinan besar akan panen secara serentak.

Bila menggunakan teknik ini, produksi bisa mencapai 3,8 kg. Cukup menghasilkan bukan ?
Itulah teknik hidroponik sederhana yang bisa kami berikan. Semoga bermanfaat.

Baca Juga : Pemangkasan Tanaman Tomat Yang Baik Menurut Jenisnya Untuk Meningkatkan Produksi Buah